ARCOM NEWS - Sejumlah pelanggan listrik pascabayar mengeluhkan lonjakan tagihan listrik mereka pada awal April 2025. Keluhan ini ramai disuarakan di media sosial, terutama di platform X (sebelumnya Twitter). Banyak pelanggan mengaku terkejut karena tagihan mereka naik hingga dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Salah satu pengguna, @18m*******, menyatakan bahwa tidak ada perubahan penggunaan alat elektronik di rumahnya, namun tagihan naik 2-4 kali lipat. Senada, akun @JA***** menyebutkan, "Sumpah gak jelas banget PLN. Naiknya 2x lipat." Sementara akun @ri***** mengeluh tagihan yang biasanya sekitar Rp300 ribu melonjak hampir Rp600 ribu setelah diskon berakhir.
Bahkan, ada warganet yang menyindir berakhirnya diskon dengan komentar tajam, "Setelah memberikan diskon 50% selama 2 bulan, akhirnya sekarang pemerintah balas dendam ke rakyatnya," ujar akun @li*******.
Namun, tidak semua pelanggan mengalami lonjakan. Beberapa pengguna menyebutkan tagihan listrik mereka masih tergolong normal. Seperti akun @bi****** yang menulis, "Di aku masih normal 800rban. AC 3 tiap hari nyala, kulkas 2..." dan @ci****** yang mengatakan, “Alhamdulillah 2 meteran di rumah masih wajar.”
Menanggapi keluhan tersebut, PT PLN (Persero) menegaskan bahwa tidak ada perubahan tarif listrik setelah diskon berakhir. Vice President Komunikasi Korporat PLN, Grahita Muhammad, menyatakan bahwa lonjakan tagihan kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik masing-masing pelanggan.
Grahita juga mengimbau pelanggan pascabayar untuk memantau konsumsi listrik mereka melalui aplikasi PLN Mobile, guna mengetahui riwayat penggunaan dan menghindari kejutan tagihan di kemudian hari.
Program diskon tarif listrik 50% sendiri berlangsung selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025, dan resmi berakhir pada 1 Maret 2025. Dengan berakhirnya program tersebut, tagihan untuk pemakaian bulan Maret yang dibayarkan pada April kembali menggunakan tarif normal. (RED/AO).
Komentar0